Kamis, 26 Mei 2011

Pompa Air

nara sumber http://ankkisar.blogspot.com/search/label/BANGUNAN

Pompa Air
Untuk mendapatkan air dari tanah dan mendistribusikannya agar bisa dikonsumsi, kita memerlukan pompa air. Klasifikasi pompa dibedakan menurut kapasitas,panjang pipa hisap,power,dan totalhead, yaitu;
1. Pompa Tangan/ Pompa Hisap Tekan
Pengoperasiannya dengan cara mengayun tuas naik-turun menggunakan tenaga manusia (bukan tenaga listrik).Biasa digunakan untuk sumur dangkal.



2. Pompa listrik
Dioperasikan dengan cara menekan tombol listriknya, dan kemudian pompa akan bekerja menyedot air dan mengalirkannya. Pompa listrik tersedia di pasaran dengan berbagai ukuran.,antara lain:
Sistem pompa paling sederhana adalah pompa tradisional yang dioperasikan dengan tangan. Dengan pompa sederhana ini kita dapat mengambil air langsung dari dalam tanah. Untuk hunian di kota, pompa tradisional sudah jarang digunakan. Selain kurang efektif, kemampuan pompa ini untuk menaikkan air kurang dari 7 m. Pompa tenaga listrik atau jet pump lebih disukai, sebab selain menghemat tenaga, daya sedotnya lebih tinggi. Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari, jet pump memang lebih praktis. Bersumberkan tenaga yang berasal dari listrik atau motor bahan bakar, pompa ini mampu mendorong air sampai ke ketinggian 24 m.
Sistem sanitasi dengan bak penampung air yang diletakkan di tempat tinggi mutlak memerlukan jet pump. Pilih pompa yang teruji kualitasnya agar aliran air lancar dan tidak lemah. Letakkan di tempat
yang aman dan tidak sulit diakses. Dengan demikian, jika terjadi kerusakan atau ketidak beresan, Anda bisa mengeceknya dengan mudah.




nara sumber http://ankkisar.blogspot.com/search/label/BANGUNAN

Tangki Air

Tangki Air
Tangki air atau elevated water tank atau recevoir atas, tersedia di pasaran dengan berbagai ukuran. Ada ukuran besar dan juga ukuran kecil tergantung dari kebutuhan air per harinya. Kebutuhan air per hari dipakai sebagai acuan menghitung kebutuhan tangki air.
Begitu pula dengan bentuk penampangnya, ada yang lingkaran, silinder dengan penampang bujursangkar, dan juga bentuk kubus. Sedangkan dari jenis materialnya terdapat pilihan aluminium atau polyehylene.
Kapasitas tangki air berbahan polyethylene adalah: 700 liter, 1100 liter, 1500 liter, 2000 liter, dan 5200 liter. Dengan bahan stainless steel, pilihan kapasitas yang ada: 660 liter, 1100 liter, 1500 liter, dan 2100 liter.

Keunggulan tangki air polyethylene, terdiri dari 3 lapisan.
Lapisan paling dalam (lapisan putih deluxe) untuk memprotek jamur dan lumut; lapisan kedua (fleksible foam) untuk memproteksi bentur, bantingan, dan panas; sedangkan lapisan terluar (kulit berwarna) untuk memprotek radiasi sinar ultra violet.




1. Tangki Air dari Alumunium
Lebih tahan lama dan lebih mahal. Juga mudah ditemukan di pasaran dengan berbagai ukuran.



2. Tangki Air dari Polyethylene
Water tower dari bahan baku ini, mudah ditemukan di pasaran dengan berbagai ukuran.




3. Tangki Air di Atas Dak Beton
Water tower ditumpu oleh sesuatu yang cukup kuat, karena beban air yang besar. Boleh menara besi atau dak beton. Menara besi, harus sering dicat ulang agar tidak terlihat kotor karena karat. Di bawah
dak beton sebagai penumpu water tower dapat dimanfaatkan sebagai ruang.




nara sumber http://ankkisar.blogspot.com/search/label/BANGUNAN

Drainase Bangunan

nara sumber http://ankkisar.blogspot.com/search/label/BANGUNAN

DRAINASE
Air hujan atau storm water terpisah dari air bekas. Air hujan sifatnya tidak mengandung sabun, lemak, dan limbah padat dari dapur. Air hujan dapat langsung disalurkan menuju buangan akhir. Air hujan harus langsung hilang dan jangan sampai menggenang. Genangan yang banyak akan menjadi banjir. Untuk mengusahakan air hujan cepat hilang dari permukaan tanah, perlu sistem pembuangan yang tepat. Penyediaan talang baik horizontal maupun vertikal dan cara pemasangannya yang tepat adalah salah satu solusinya. Jangan sampai rumah sudah ditinggali tetapi sistem pembuangan air hujan belum maksimal penanganannya. Buangan air hujan dari bidang atap dapat dibiarkan langsung jatuh ke permukaan tanah,atau dapat dialirkan menggunakan talang-talang horizontal atau talang vertikal.

1. Drainase Permukaan Tanah
Permukaan tanah yang tertutup material kedap air, sulit menyalurkan limpahan air hujan. Sesuai dengan sifatnya, air hujan tersebut datang dengan volume yang cukup besar pada waktu yang singkat. Bila tidak diantisipasi penyerapannya dengan cepat pula maka air hujan tersebut dapat dipastikan akan menggenang di atas permukaan kedap air. Lebih fatal lagi bila air menggenang itu mengalir ke dataran yang lebih rendah. Tanpa limpahan air hujan dari daerah yang lebih tinggi, dataran tersebut sudah cukup sulit menyalurkan air ke dalam tanah.
Akibatnya menjadi banjir. Ini merupakan fenomena yang sering terjadi di perkotaan. Usahakan secepat mungkin air hujan dapat menghilang dari permukaan tanah, dengan meminimalkan penutupan permukaan tanah dengan material yang kedap air. Lebih baik tanah ditutup dengan rumput atau kerikil.



2. Talang Horizontal
a. Talang Jadi
Talang horizontal, adalah talang yang terpasang secara horizontal di sekeliling atap rumah. Talang horizontal ini ada yang sudah jadi dan bisa dibeli di toko material atau bisa pula dibuat sendiri dan biasa disebut sebagai talang seng (saat ini sudah jarang digunakan lagi). Talang seng, umurnya tidak lama, karena talang seng mudah terkena karat dan dalam waktu yang tidak lama akan bocor.


b. Talang Beton
Membuat talang horizontal yang kuat dapat dilakukan dengan menggunakan beton cor di keliling atap. Talang seperti ini mudah dibersihkan dan cukup lebar untuk dipakai jalan bagi orang yang melakukan perawatan/perbaikan talang. Talang dari beton cor, dibuat dengan membuat cetakan lebih dahulu. Meskipun waktu yang diperlukan lebih lama tetapi lebar talang dapat disesuaikan dengan kebutuhan



3. Talang Vertikal
Talang vertikal dapat dimasukkan ke dalam kolom atau berdiri di depan dinding. Talang ini perlu diklem dengan kuat sehingga tidak jatuh. Agar rapi, talang vertikal dapat dimasukkan ke dalam shaft. Semakin curam permukaan atap, maka talang lebih lebar Talang vertikal diikat pada dinding yang telah difinishing, menggunakan klem atau pengunci. Memang terlihat estetikanya kurang bagus, tetapi bisa juga menjadi aksen dengan memberikan warna tertentu. Harus diingat bagian atas talang vertikal ini harus diberi penyaring kotoran. Meski di atas atap bukan berarti terbebas dari kotoran. Kotoran daun, tikus, serangga, atau benda lain, dapat menyumbat pipa tegak air hujan. Pipa-pipa tersebut dialirkan sesuai dengan jenisnya. Agar mudah perawatan dan kontrolnya, perpindahan dari pipa vertikal ke pipa horizontal dilengkapi dengan bak kontrol.


4. Bak Kontrol
Kondisi pipa yang melewati bak kontrol pada storm water lepas atau tidak tersambung begitu masuk bak kontrol. Jadi begitu pipa masuk dalam bak kontrol, langsung terputus dan air buangan akan jatuh dan menggenangi bak kontrol.



5. Lubang Talang (Roof Drain)
Pada titik tertentu pada talang horizontal terdapat roof drain, yaitu lubang keluarnya air dari talang horizontal menuju talang vertikal. Pada roof drain diberi saringan yang menonjol sekurang-kurangnya 10 cm di atas permukaan. Jumlah luas lubang saringan tidak boleh lebih kecil dari 1,5 kali luas penampang talang tegak.
Agar air dapat lancar dan tidak menggenang di talang horizontal, maka talang horizontal idealnya memiliki kemiringan 2%. Artinya, setiap satu meter panjang pipa, selisih ketinggiannya 2 cm. Jangan lupa pada roof drain ditutup saringan agar kotoran dari atap tidak masuk ke dalam pipa vertikal. Untuk memudahkan perawatan talang horizontal, maka perlu tangga monyet yang aman. Karena secara periodik, talang ini harus dipelihara. Tangga ini menempel pada salah satu sisi dinding pada area service. Letak tangga memudahkan orang melakukan perawatan pada talang horizontal.Tetapi talang juga cukup terlindung dari tindak kejahatan, sehingga tidak berada di area publik.



http://ankkisar.blogspot.com/search/label/BANGUNAN

Dinding Kayu

http://ankkisar.blogspot.com/search/label/BANGUNAN


Dinding Kayu
Bahan bangunan memiliki sifat-sifat teknis yang berbeda-beda. Jika pemilihan kayu sebagai bahan bangunan yang akan dipakai dalam konstruksi bangunan maka pengetahuan akan metode-metode pengerjaan kayu harus dipelajari. Kayu sampai saat ini masih merupakan bahan bangunan yang sangat dibutuhkan masyarakat.
Bahkan dewasa ini kayu merupakan salah satu bahan bangunan yang mahal.

a. Dinding Kayu Batang Tersusun
Konstruksi batang tersusun untuk dinding dari kayu merupakan cara yang paling tua, yang sarnpai sekarang masih dipergunakan, Hanya bentuknya berlainan. Karena kayu mempunyai daya isolasi yang tinggi maka di Skandinavia dan Eropa Timur konstruksi batang tersusun banyak digunakan. Di daerah hutan di Eropa rumah-rumah kediaman dan sebagainya dibangun dengan konstruksi batang tersusun

Konstruksi rangka tersusun disusun setingkat-setingkat. Kuda- kuda penopang di sudut-sudut rumah pada umumnya diatur, sehingga beban angin langsung disalurkan dari sudut ke bantalan. Penyusutan konstruksi rangka tersusun di bagian-bagian konstruksi yang melintang tidak beraturan, bantalan-bantalan, balok lantai dan balok loteng penyusutannya besar. Di bagian konstruksi yang tegak yang berupa tiang-tiang penyusutannya kecil. Dengan memperhatikan perbedaan dalam penyusutan tersebut di atas, maka lapisan yang tegak tidak boieh dipasang langsung lebih tinggi dari satu tingkat. Untuk bagian-bagian konstruksi yang melintang penyusutan sama seperti di konstruksi batang tersusun, yaitu 3 cm per meter tinggi. Pada konstruksi rangka tersusun yang terbuka seperti telah disebut di atas, maka untuk kayu bantalan disarankan agar memakai kayu Ulin atau Jati, karena mempunyai daya tahan terhadap hujan dan panas yang lebih daripada kayu yang lain.
Dalam konstruksi rangka tersusun tempat-tempat yang terbuka antara tiang-tiang, palang-palang dan sebagainya diisi dengan tembok dari bata. Jarak antar tiang pada umumnya sekitar 80 cm.



b. Dinding Kayu Batang Melintang
Gording merupakan bagian atas penutup atap, yang mendukung seluruh beban atap. Pada bangunan yang bertingkat gording berperan juga mendukung dinding atasnya. Tinggi gording disesuaikan dengan beban dan jarak tiang, akan tetapi minimal 12cm. Sambungan seperti pada bantalan, hanya pada sambungan panjangnya dengan sambungan serong bertingkat, ditambah dengan dua baut untuk menahan gaya tarik.
Bantalan ke bawah membatasi dinding dan menumpunya. Bebannya akan disalurkan pada kaki pondasi atau kepala balok. Oleh sabab itu bantalan harus seluruhnya bertumpu dan cukup kuat.
Bantalan pada dinding bata atau beton harus dikuatkan letaknya dengan baut angkur yang dimasukkan di dalam dinding, dan pada kepala balok disambung dengan baut. Kalau bantalan itu tidak cukup panjang untuk seluruh dinding, maka bisa disambung. Sambungan dengan ditakik separuh, lihat. Bantalan sebaiknya dibuat dari kayu Ulin atau kayu Jati, untuk menghindarka n kerusakan oleh kelembaban.
Palang berfungsi membagi bidang antara dua tiang atau kuda penopang dalam bidang yang lebih kecil. Dengan demikian, palang akan memperkuat dinding juga. Melihat tinggi dinding maka
digunakan 2 sampai 3 palang. Palang disambungkan pada tiang dan kuda penopang dengan pen biasa. Palang pintu bagian atas dan palang jendela disambungkan dengan pen bergigi tunggal. Kedua macam palang ini berukuran seperti tiang palang antara biasanya 2 cm lebih rendah.


c. Dinding Kayu Batang Tegak
Tinggi konstruksi tiang menentukan tinggi dinding. Tiang berdiri tegak lurus antara bantalan dan gording dinding. Tiang biasanya berpenampang bujur sangkar. Kalau penampang ini tidak sesuai pada suatu titik, maka dapat digunakan tiang ganda yang ditanam disambung dengan baut. Biasanya ini hanya terjadi pada gedung-gedung dengan beberapa tingkat, dimana tiang ganda ini berlajur terus sampai semua tingkat. Di atas dan di bawah tiang biasanya diberi pen, yang dalam bantalan sedikitnya 4 cm, dan pada gording dinding sedikitnya 6 cm panjangnya, yaitu ½ tingginya.


d. Dinding Kayu Batang Miring
Kuda penopang membagi segiempat bidang dinding yang goyah dalam bidang segitiga yang mantap. Menjaga agar dinding tidak bergerak oleh benturan atau tekanan angin. Antara tiang dan
kuda penopang, dalarn bantalan dan gording dinding harus tersisa 8 sampai 12 cm kayu muka, untuk menghindarkan pergeseran. Penampang kuda penopang sedikitnya harus sarna dengan tiang.
Sering juga digunakan yang 2 cm lebih lebar. Sambungan atas dan bawah dengan pen atau gigi tunggal menurut detail l sampai n,


e. Dinding Kayu Rangka Terusan (Lajur)
Konstruksi rangka terusan pada umumnya bagian luar dan dalam dilapisi dengan papan. Tiang-tiang menembus melalui semua tingkat bangunan. Oleh karena itu penyus utannya sedikit dan pada
dasarnya hanya tergantung dari bagian-bagian konstruksi yang melintang. Maka bagian ini harus memenuhi syarat-syarat teknis.
Konstruksi rangka terusan pada umumnya dibuat dari papan. Sambungan-sambungan seperti pen, gigi tunggal dan sebagainya tidak digunakan disini, sebab semua sambungan dipaku. Untuk tiap-tiap sambungan diperlukan paling sedikit empat paku. Jarak dari tiap-tiap tiang pada umumnya kira-kira 60 cm.
Kestabilan pada arah horisontal diperoleh dari papan kuda-kuda penopang atau dari lapisan papan-papan yang dipaku dan dipasang diagonal. Kekuatan papan untuk rangka dinding yang bisa digunakan adalah: 5/10, 5/12, 6/12. Berbeda dengan pada konstruksi tersusun, maka pada konstruksi rangka terusan (lajur) biasanya dipasangkan dinding papan atau susunan sirap. Beberapa cara pemasangan papan dinding yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Pemasangan papan dinding vertikal
Pemasangan papan dinding dengan lis pelindung (lis tempel): Papan dipaku di tengah saja setiap 60 - 90 cm. Tebal papan 20 mm dan tidak boleh lebih dari 16 cm lebarnya. Lis tempel berukuran 45/45 mm dengan sisi miring disekrup dengan sekrup ukuran minimum 2 1/2" pada jarak sejauh jarak papan. Pemasangan semacam ini memungkinkan papan menyusut dan mengembang tanpa mengakibatkan timbulnya pecahan.
Pemasangan papan bersponing dengan sela konis juga menggunakan sekrup untuk menghindarkan melengkungnya papan. Arah datangnya angin dan hujan harus diperhatikan, sehingga bisa dihindarkan air masuk melalui celah sambungan vertikal

2. Pemasangan papan dinding horisontal
Papan dinding horisontal menggunakan papan berukuran maximum 20/160 mm. Seperti pada pemasangan papan kap, atau pada pemasangan papan dengan sponing khusus, pemasangan dilakukan dari papan ujung bawah. Setiap papan disekrup atau dipaku di bagian bawahnya. Dengan rnenggunakan sekrup, melengkungnya papan dapat dihindarkan. Sambungan papan-papan
dapat diatur selang-seling.


3. Pemasangan dinding sirap
Untuk bangunan kayu, maka dinding sirap merupakan penutup dinding yang paling ideal, karena dapat disesuaikan rnenyusut dan mengembangnya pada bidang konstruksi dinding tanpa berakibat tidak baik. Keuntungan lainnya ialah bahwa dinding sirap memberi perlindungan yang baik terhadap iklim dan tahan lama. Dinding sirap yang sudah terpasang boleh dikatakan tidak membutuhkan perawatan.

Dinding sirap dipasangkan pada papan atau pada reng. Untuk dinding biasa, yaitu dinding yang terlindung oleh atap, pemasangan dua lapis sudah memadai. Tetapi karena biasanya sirap yang digunakan untuk menutup dinding dari kualitas dua atau tiga, karena kualitas satu dan dua sudah digunakan untuk atap, maka disarankan pemasangan empat lapis. Sirap dipaku dengan paku berkepala datar ukuran 1". Sirap yang dipotong lurus lebih baik daripada yang dipotong runcing. Sirap berujung runcing ini menyalurkan air melalui alur sambungan daun sirap yang di bawahnya. Dengan menggunakan sirap yang panjangnya 55 – 60 cm, diperoleh deretan sirap yang berjarak 14 cm. Pemakuan deretan sirap dilakukan dengan rnenggunakan benang yang direntangkan. Untuk bidang yang sempit dapat ditarik garis dengan pensil melalui sebuah mistar.






http://ankkisar.blogspot.com/search/label/BANGUNAN

Kusen Pintu dan Jendela

Kusen Pintu dan Jendela
Untuk meletakkan daun pintu atau daun jendela pada dinding, dipasang rangka yang disebut kusen, kusen untuk tempat tinggal terbuat dari kayu atau logam. Kusen kayu memberikan penampilan yang hangat dan indah dari tampilan tekstur serat-serat kayu yang dimilikinya, mempunyai nilai penyekat panas yang baik dan pada umumnya tahan terhadap pengaruh cuaca. Rangka jenis ini dapat berupa produk pabrik yang telah diselesaikan dengan pelapisan cat, pewarnaan atau masih berupa kayu asli tanpa pelapisan. Kusen dari bahan logam berbeda dari kayu, kusen logam tidak terpengaruh bila basah, kusen logam ini tidak memiliki kehangatan dalam penampilan dan memberikan daya tahan yang kecil terhadap perpindahan panas. Kusen logam dapat terbuat dari alumunium, baja atau baja tak berkarat (stainless-steel), warna alami logam dapat ditutup dengan lapisan cat dan dirawat dengan baik untuk mencegah korosi.
Ukuran penampang batang kayu untuk rangka pintu dan jendela adalah sebagai berikut :
Pada pintu biasa dengan satu daun:
5/10 5/12 5/14 5/15 cm
6/10 6/12 6/14 6/15 cm 7/12 cm
Pada pintu rangkap dengan dua daun:
8/10 8/12 8/14 8/15 cm

Bagian-Bagian Kusen
Kusen terdiri atas :
1. Tiang (style).
2. Ambang (dorpel) pada kusen jendela terdapat ambang atas dan ambang bawah sedangkan pada pintu tidak ada ambang bawah.
3. Sponneng, yaitu tempat perletakan/melekatnya daun pintu atau daun jendela.
4. Telinga, yaitu bagian ambang (dorpel) yang masuk/ditanam kedalam tembok yang berfungsi untuk menahan gerakan kusen kemuka atau kebelakang.
5. Alur kapur, bagian dari tiang (style) yang dialur/dicoak dengan fungsi untuk menahan gerakan kusen kemuka atau kebelakang selain itu juga agar apabila terjadi penyusutan, tidak timbul celah.
6. Angkur, dipasang pada tiang (style), berfungsi untuk memperkuat melekatnya pada tembok juga menahan gerakan ke samping.dan ke muka/ke belakang.
7. Duk (neut), dipasang pada tiang (style) di bagian bawah, khusus untuk kusen pintu, berfungsi untuk menahan gerakan tiang ke segala arah dan melindung tiang kayu terhadap resapan air dari latai ke atas.


Pemasangan Kusen
1. Pemasangan Kusen Pintu
Cara pemasangan kusen pintu adalah sebagai berikut;
a. Siapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan mudah dijangkau.
b. Rentangkan benang berjarak separuh dari tebal kusen terhadap as bouwplank untuk menentukan kedudukan kusen.
c. Pasang angker pada kusen secukupnya.
d. Dirikan kusen dan tentukan tinggi kedudukan kusen pintu yaitu 2 meter dari tinggi bouwplank.
e. Setel kedudukan kusen pintu sehingga berdiri tegak dengan menggunakan unting-unting.
f. Pasang skur sehingga kedudukannya stabil dan kokoh.
g. Pasang patok untuk diikat bersama dengan skur sehingga kedudukan menjadi kokoh.
h. Cek kembali kedudukan kusen pintu, apakah sudah sesuai pada tempatnya, ketinggian dan ketegakan dari kusen.
i. Bersihkan tempat sekelilingnya.


Pemasangan Kusen Jendela
Cara pemasangan kusen pintu adalah sebagai berikut;
a. Siapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan mudah dijangkau.
b. Rentangkan benang selebar setengah ukuran batu bata dari as bouwplank.
c. Pasang bata setengah batu setinggi dasar kusen jendela .
d. Rentangkan benang setinggi 2 meter dari bouwplank.
e. Pasang kusen jendela setinggi benang tersebut.
f. Pasang kusen jendela sampai betul-betul tegak dengan pertolongan unting-unting.
g. Pasang skur agar kedudukannya stabil dan kuat.
h. Cek kembali posisi kusen jendela sampai terpasang pada keadaan yang benar.
i. Bersihkan tempat sekelilingnya.

THANKS BUAT NARA SUMBER : http://ankkisar.blogspot.com/search/label/BANGUNAN

Daun Pintu

Daun pintu yang kita kenal sekarang dibuat dengan berbagai macam cara penyambungan. Daun pintu masif yang terdiri dari selembar papan utuh sudahsangat jarang ditemui karena langkanya kayu utuh seukuran daun pintu. Pintu masif semacam ini kini menjadi barang antik yang harganya sangat tinggi. Penyambungan beberapa buah papan untuk membentuk sebuah daun pintu lebih efisien karena kayu-kayu yang ukurannya lebih kecil dan lebih murah bisa dimanfaatkan.
Berdasarkan konstruksinya, jenis daun pintu terdiri atas pintu papan, papak, dan panil.

Pintu Papan
Daun pintu jenis ini terbentuk dari gabungan papan yang diikat dengan rangka kayu di baliknya. Masing-masing papan yang tebalnya 1,8–2,4 cm dan lebarnya sekitar 14 cm tersebut disusun kemudian disatukan dengan papan horisontal di bagian atas dan bawahnya.
Untuk memperkuat sambungan, ditambahkan pengikat berupa papan diagonal di antara papan horisontal tadi. Engsel dipasang pada kedua rangka horisontal. Daun pintu jenis ini sudah jarang
digunakan untuk rumah tinggal. Karena konstruksinya sederhana, saat ini daun pintu papan kadang digunakan untuk pondok di kebun atau pintu pagar kayu.

Pintu Papak
Pintu papak ada yang terbuat dari satu lembar multipleks, ada juga yang terdiri dari dua lembar multipleks. Jika yang digunakan hanya satu lembar, ukuran multipleks yang dipakai setebal 3,6–4,5 cm. Pada jenis ini, rangka pintu yang berfungsi memperkuat lembaran multipleks terletak pada sisi-sisi luar multipleks. Untuk pintu yang terdiri dari dua lapis multipleks, biasanya tebal multipleks yang dipakai adalah 4 mm. Kedua lapisan multipleks tersebut dipasang menutupi rangka pintu, sehingga dari luar pintu tampak mulus tanpa sambungan.
Daun pintu papak ini masih banyak digunakan, terutama di rumah-rumah menengah. Biasanya para pengembang menggunakan jenis ini untuk rumah tipe 45 ke bawah. Pintu papak harganya relatif murah, karena menggunakan bahan multipleks. Tetapi pintu jenis ini tidak begitu awet, lapisan multipleksnya mudah mengelupas. Karena alasan itu, pintu daun papak lebih cocok digunakan untuk ruangan di bagian dalam rumah.


Pintu Panil
Jenis ini merupakan yang paling umum digunakan untuk rumah tinggal saat ini. Daun pintu panil terbentuk dari sebuah bingkai yang tengahnya diisi oleh lembaran kayu masif atau multipleks. Bingkai tersebut dibentuk dari 4 bidang papan yang tebalnya 4–8 cm dan lebarnya 3,6–12 cm. Sedangkan untuk panilnya (bagian dalam) dipakai papan yang tebalnya antara 1,8–2,4 cm. Karena kekuatan utama pintu panil terletak pada bingkainya, sambungan yang membentuk bingkai segi empat harus benar-benar kuat. Pada sambungan di sudut, sebaiknya tidak menggunakan paku atau sekrup, tetapi menggunakan lem, sehingga ukuran potongan kayu harus benar-benar pas. Bagian panil yang ukurannya lebih tipis tidak ikut menanggung beban daun pintu, karenanya bagian ini bisa menggunakan bahan yang berbeda, misalnya panilnya diganti dengan kaca atau dengan jalusi (krepyak). Bentuk pintu yang berupa panil terpisah, memudahkan pembuatan berbagai variasi model, misalnya panil yang terbagi menjadi 2, 4, 6, atau bahkan 8 kotak. Panil ini juga bisa dibuat lengkung di dalam maupun di atasnya. Karena keluwesan bentuk dan harganya yang relatif tidak mahal, daun pintu panil merupakan yang terpopuler saat ini.

Macam-macam Kayu
Kayu yang digunakan sebagai bahan pembuat pintu banyak macamnya, mulai dari kayu jati, samarinda, meranti, sampai papan kayu buatan seperti multipleks. Sama seperti barang – barang lain yang berbahan baku kayu, kualitas dan harga sebuah pintu juga tergantung dari jenis kayunya. Semakin tinggi “kelas” kayunya, semakin mahal pintu tersebut.
Jati, sebagai kayu yang berkualitas prima, juga dipakai sebagai bahan pintu. Namun karena mahal, pintu jati jarang ditemui. Biasanya pintu kayu jati merupakan pintu masif yang tidak lagi mengunakan rangka. Walaupun demikian, kayu jati juga ada yang dibuat sebagai pintu panil. Untuk membedakan kayu yang satu ini dengan jenis lain, bisa dilihat dari urat kayunya. Kayu jati
mempunyai urat yang tegas dan lebar - lebar. Warna kayunya sendiri coklat tua, tetapi pada jati muda warna coklatnya lebih pucat.
Untuk kekuatan, kayu jati memang nomor satu. “Sampai 100 tahun pun kayu jati tetap bertahan,” Tentunya ini diimbuhi dengan perlakuan dan perawatan yang wajar.
Jenis kayu lain yang sering dijadikan bahan baku pintu adalah kamper. Berdasarkan kampung halamannya, kayu kamper ada dua jenis, yaitu kamper Sumatera (singkil) dan kamper Kalimantan (Samarinda). Yang lebih banyak dipakai adalah kamper Samarinda, yang memiliki kualitas lebih baik dibandingkan kayu singkil dan uratnya lebih halus. Kayu jenis ini tahan sampai sekitar 20 tahun. Namun, harganya juga lebih mahal.
Meranti merupakan jenis kayu lain yang sering digunakan sebagai pembuat daun pintu. Dengan kualitas di bawah kayu kamper, meranti yang mampu bertahan 5–10 tahun, harganya lebih murah. Kayu jenis ini dikenal tahan cuaca, namun kadang tidak tahan terhadap rayap. Selain jenis-jenis tadi, masih ada janis kayu bangkirai, nyatoh, ramin, dan sungkai. Dua jenis kayu yang disebut terakhir lebih banyak dimanfaatkan sebagai pelapis. Sama seperti pembuatan barang – barang lain dari kayu, proses pengeringan kayu sangat menentukan kualitas daun pintu. Kayu yang kering merata akan sangat menguntungkan karena tidak akan mengalami penyusutan ketika sudah jadi.
Penyusutan dapat mengakibatkan sambungan-sambungan merekah, atau pintu tidak bisa menutup dengan rapat. Pengeringan biasa dilakukan dengan cara menjemurnya di bawah sinar matahari atau dengan dipanaskan di oven.
Kayu hasil penjemuran kualitasnya lebih rendah dibandingkan kayu oven. Karena dengan penjemuran, kayu hanya kering di bagian kulitnya. Lain halnya dengan pengeringan oven. Panas oven yang tinggi dan merata akan membuat kayu kering sampai ke dalam-dalamnya.
Tetapi kualitas tentu berpengaruh pada harga. “Perbedaan harga antara kayu non-oven dan kayu oven sampai Rp 1 juta per meter kubik.

Finishing Pintu
Karena bahan dasarnya sama, finishing untuk pintu jenis apapun umumnya serupa. Finishing yang banyak dijumpai adalah pelitur, melamik, duco, dan cat. Ketiga jenis pelapis pertama akan menampilkan urat-urat kayu, sedangkan cat akan menghasilkan lapisan yang tebal dan berwarna. Lapisan sejenis pelitur tersedia juga dalam berbagai warna, tetapi karena transparan, karakter alami
kayu akan tetap terlihat. Pelitur merupakan pelapisan yang paling standar, yang biayanya juga lebih murah. Pelapisan ini dilakukan dengan pengolesan menggunakan kuas.
Sementara itu, melamik, bahan pelapis yang kelasnya lebih tinggi dari pelitur, digunakan dengan cara disemprot. Harga melamin dua kali lebih mahal ketimbang pelitur. Pelapis lain yang tersedia adalah duco, yang memberi jaminan ketahanan lebih lama dan harganya yang mencapai 5 kali pelitur. Ornamen Daun Pintu Berbagai ornamen pintu kini tersedia di pasaran. Pintu panil banyak
digunakan karena bentuk dan bahannya sangat mudah dimodifikasi. Sejumlah ornamen daun pintu panil yang bisa ditemui antara lain, lis timbul, lis tambang, serta ukiran. Ornamen ini ditambahkan ke daun pintu dengan cara ditempel dengan lem.
Lis timbul digunakan untuk menutup sambungan antara bingkai dan panil pintu, sehingga tampak lebih rapi. Variasi lain dari lis adalah lis tambang, yang alur-alurnya seperti tali tambang. Lis-lis ini merupakan hasil fabrikasi. Saat pemasangan di daun pintu, lis ini dipotong-potong disesuaikan dengan bentuk panil. Ukiran pada daun pintu yang banyak ditemui saat ini berupa tempelan. Pengerjaan tempelan ukir lebih efisien dan murah. Panil pintu mungkin saja diukir langsung, tetapi
biayanya akan lebih mahal. Motif ukiran yang tersedia sangat beragam, mulai dari bentuk bunga, daun, buah anggur, sampai pita.
Anda yang sedang mencari-cari daun pintu kayu, sekarang bisa mulai membanding-bandingkan kebutuhan Anda dengan berbagai pilihan yang tersedia di pasar. Ingat, jangan tergiur dengan kemolekan ornamen luarnya saja.Yang lebih penting, kenali bagian dalam daun pintu dengan lebih cermat.

THANKS BUAT NARA SUMBER : http://ankkisar.blogspot.com/search/label/BANGUNAN

Penangkal Petir

PETIR KADANG terlihat bagaikan sebuah lampu raksasa yang menghiasi langit. Terlihat indah dan menakjubkan. Namun di sisi lain, petir merupakan sesuatu yang sangat membahayakan keselamatan Anda semua. Sudah banyak korban yang meninggal maupun luka – luka karena sambaran petir.
Bangunan pun tak luput dari serangan petir, baik bangunan tinggi maupun rumah tinggal. Bisa Anda bayangkan, berapa besar kerugian yang akan ditanggung bila tempat tinggal Anda tersambar petir. Oleh karena itu, walaupun rumah yang Anda tempati bukan merupakan bangunan bertingkat, penangkal petir tidak bisa Anda sepelekan.
Penangkal petir memang tidak wajib dipasang di setiap rumah. Namun sebagai salah satu langkah pengamanan, tidak ada salahnya Anda memasang penangkal petir.

Apakah Petir Itu?
Sebenarnya petir merupakan suatu kejadian alamiah. Petir timbul karena loncatan muatan listrik antara awan dengan bumi. Diawali dengan berkumpulnya uap air di dalam awan dan temperatur bagian bawah sekitar 60oF dan temperatur bagian atas sekitar -60oF, yang mengakibatkan uap air di awan tersebut menjadi kristal-kristal es.
Awan yang membawa kristal es tersebut terbawa angin dan saling bertabrakan dan bergesekan sehingga terlepaslah muatan listrik positif dan negatif. Terlepasnya muatan listrik inilah yang menyebabkan terjadinya petir.

Kerusakan Akibat Petir
Terhadap tubuh manusia, petir bisa mengakibatkan kerusakan. Apabila petir yang mengandung aliran listrik bertegangan tinggi itu mengalir pada tubuh manusia, maka organ-organ tubuh manusia yang dialiri listrik bertegangan tinggi tersebut akan mendapatkan kejutan yang besar. Di antaranya dapat melumpuhkan jantung dan jaringan lainnya yang akan mengakibatkan kematian. Pada bangunan, petir bisa menyebabkan kebakaran, runtuhnya bangunan, dll.

Bahan yang MudahTersambar Petir
Karena petir terdiri dari muatan listrik, maka bahan-bahan/benda yang rawan tersambar petir adalah bahan – bahan yang bisa menghantarkan listrik, seperti besi, air, dll. Meskipun begitu, bahan/benda yang tidak menghantarkan listrik pun bisa menjadi sasaran petir bila ia terletak di tempat yang tinggi. Ini karena petir mempunyai sifat menyambar benda yang paling dekat dengan awan. Pohon, atap rumah, atau apa pun yang ia rasa paling dekat dengannya, bisa menjadi sasaran sambarannya.

Instalasi Penangkal Petir
Yang disebut dengan instalasi pengangkal petir adalah suatu sistem yang secara keseluruhan berfungsi untuk menangkap petir dan menyalurkannya ke tanah. Sistem ini dipasang sedemikian rupa sehingga dapat melindungi semua bagian bangunan serta segala isinya juga benda-benda yang ada di sekitarnya.
Instalasi penangkal petir pertama kali ditemukan oleh Benjamin Franklin, dengan menggunakan interseptor (terminal udara) yang dihubungkan dengan konduktor metal ke tanah.
Teknik ini terus berkembang hingga sekarang untuk mendapatkan hasil yang paling efektif.
Besarnya kebutuhan bangunan akan instalasi penangkal petir ditentukan oleh besarnya resiko kerusakan serta bahaya yang akan timbul apabila bangunan tersebut tersambar petir. Selain itu, kebutuhan akan penangkal petir ini juga ditentukan oleh jenis dan ketinggian atap. Namun tidak berarti bangunan rumah tinggal yang hanya satu lantai sudah sangat aman dari sambaran petir.
Rumah tinggal yang hanya satu lantai pun tetap rawan terhadap petir.
Terutama jika tinggal di daerah dataran tinggi atau daerah yang banyak petirnya.
Instalasi pengangkal petir ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
¥ Terminal sambaran petir, yaitu penghantar petir di atas bangunan yang berupa elektroda logam yang dipasang tegak lurus.
¥ Penghantar utama, yaitu penghantar dari logam dengan luas penampang dan bahan tertentu yang berfungsi untuk menyalurkan arus listrik ke tanah.
¥ Penghantar pembantu, yaitu bagian dari bangunan yang bisa dimanfaatkan untuk membantu menyalurkan listrik ke tanah, misalnya pipa air dari logam, atau konstruksi logam lainnya.
¥ Penghantar hubung, yaitu penghantar dari logam yang menghubungkan masing-masing penangkap petir.
¥ Terminal hubung, yaitu dudukan logam yang berfungsi sebagai titik yang menghubungkan beberapa penghantar listrik yang akan diteruskan ke tanah.
¥ Pengebumian, yaitu elektroda dari logam yang ditanam dalam tanah dan berfungsi sebagai penyebar arus listrik ke dalam tanah. Elektroda ini dapat berupa pita, batang atau, plat.

Bahan
Jika Anda akan membeli penangkal petir, jangan sembarangan memilih. Penangkal petir harus terbuat dari bahan yang memenuhi syarat. Bahan untuk penangkal petir ini harus dibuat dari bahan yang tahan korosi, atau paling tidak dilapisi oleh bahan anti korosi, seperti bahan-bahan di bawah ini:
¥ Tembaga
Bila Anda akan menggunakan penangkal petir dari bahan tembaga, maka harus dipilih tembaga yang mutunya setara dengan tembaga yang digunakan pada pekerjaan listrik.
¥ Campuran tembaga (copper alloys)
Jika bahan yang digunakan adalah campuran tembaga, maka harus dipilih yang benar-benar tahan korosi.
¥ Allumunium
Allumunium tidak boleh digunakan bila terjadi kontak dengan tanah atau dengan bahan lain yang dapat merusak
alumunium.


Pemasangan Terminal Sambaran Petir
Jumlah terminal sambaran petir yang akan dipasang di atas atap harus diperhitungkan agar dapat melindungi seluruh bagian rumah. Perhitungan banyaknya terminal sambaran ini dilihat dari bentuk atap dan luas bangunan. Pada atap miring, terminal sambaran harus dipasang pada jarak tidak lebih dari 0,6 m dari ujung bubungan.
Jika atap miring tersebut memiliki tepi bawah atap setinggi 15 m atau kurang di atas tanah, maka cukup dipasang terminal udara di atas bubungannya saja bila tidak ada bagian bangunan (kecuali talang) yang menjorok keluar.
Untuk atap datar dan landai dengan lebar atau panjang 15 m harus mempunyai terminal sambaran petir yang dipasang tidak melebihi 15 m. Tinggi ujung terminal sambaran petir tidak boleh kurang dari 2,54 m dari atas obyek yang diproteksi. Terminal sambaran yang dipasang dengan ketinggian lebih dari 6 m harus diberi peyangga untuk menahan terminal sambaran dari terpaan angin. Tinggi penyangga minimal setengah dari tinggi terminal sambaran. Penangkal petir memang berfungsi untuk melindungi bangunan dari sambaran petir. Namun selain menyelamatkan bangunan dari petir, Anda juga harus memikirkan keselamatan diri. Oleh karena itu bila hujan datang dan Anda sdang berada di luar rumah, hindarilah tempat-tempat yang mudah tersambar petir, seperti tempat berair, tempat terbuka, pohon tinggi, bangunan tinggi tanpa penangkal petir, trafo, dekat bahan peledak, dan lain sebagainya
























NARA SUMBER : http://ankkisar.blogspot.com/search/label/BANGUNAN